Disaat bermimpi dalam buaian
lembut angin
Menatap malam dalam dekapan
hangat
Mendengar detak jantung yang
berdegup cepat
Saat tatapan mata itu berbinar
Memberikan kilau cahaya
Menuntun dalam kegelapan
Kebutaan yang membuat risau
Kegalauan yang membawa perih
Mendamba sang pangeran
Mengharap datangnya merpati kasih
Menghantarkan datangnya sang kuda
putih
Melantunkan lembutnya gesekan
biola
Tarian jemari diatas tuts piano
Menjemput putri dalam kasih
Menuntun pergi ke negeri impian
Menjelaskan adanya cinta abadi
yang nyata
Membumbung tinggi jauh menuju
surga
Mengangkasa dengan sayap yang tak
tampak
Ternganga akan takjubnya dunia
ajaib
Membahas indahnya kebahagiaan
Kasih, cinta, abadi dalam satu
pelafalan indah
Diiringi doa ayat-ayat Tuhan
Taburan kilauan berwarna emas itu
Bercucuran bersama tiupan angin
akan serbuk bunga harapan
Sekejap mata, semua lenyap
Aku terbangun dalam keadaan yang
ricuh
Kacau, penuh kesedihan, kesakitan
Ratusan jiwa-jiwa patah menjerit
Menangisi kepedihan hati yang
luka
Membuat ku teringat pada kejadian
indah itu
Yang menjatuhkan ku dalam lubang
kesengsaraan perasaan
Terhimpit bersama luka tersayat
bersama raga tak berhati
Tuhan, kilauan emas, bunga
harapan, negeri impian
Dimana semua yang telah kulalui
Dimana semua yang telah kurasakan
Dimana pangeran ku
Dimana cinta sejati itu
Yang abadi dalam tuntunan Mu
Yang bersatu dalam doa atas nama
Mu
Kemana mereka semua Tuhan
Kini ku berdiri, sendiri
Berpegang pada hanya satu genggam
bunga keajaiban
Yang terjatuh disaat kehancuran
itu dimulai
Yang tak sengaja terikat dalam
lingkar jemari kecil ini
Aku yang terluka
Dandelion, bunga terakhir dalam
dongeng ku
Membangkitkan
jiwa-jiwa yang patah
Dalam hembusan angin bersama
sebaran serbuknya